“Light Cigarettes” Jangan Percaya
Perokok (kadang terkicuh) lebih memilih yang kadar nikotin dan tar yang rendah dengan asusmsi akan lebih “aman”. Apalagi iklan rokok di Indonesia sudah begitu edan memasuki semua media membuat banyak konsumen yang terlena. “Ah aman koq, ini kan rokok yang ringan, tuh di tulis di bungkusnya” Yup, maka marilah merokok yang “aman” tadi dibanding dengan rokok kretek atau kelobot yang jadoel dan tembakaunya suka mampir membolongi baju kita. Ternyata salah sodara2. Salah.
Di negara Uni Eropa brand rokok yang menggunakan kata “light” sudah dilarang sejak tahun 2003, begitu juga dengan Brazil. Ehemm, Indonesia sih masih bebas, bukan demikian ? Masalahnya begini, konsumen seperti anda dan saya akan menganggap bahwa rokok yang “light” tentu jauh lebih aman dibandingkan dengan rokok kretek biasa. Asumsinya begitu, apalagi program iklan perusahaan2 rokok dengan daya kreativitas yang tinggi seakan membius konsumen akan “light” nya rokok mereka.
“Deception practice” saya bingung menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, kalau “praktek penipuan” mungkin agak kasar ya, tapi itulah pernyataan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung (MA) Amerika hari ini yang akan meninjau kasus penggunaan kata “light” dalam setiap iklan rokok di Amerika.
Keputusan MA akan sangat berpengaruh terhadap pemasukan perusaahaan2 rokok. Sebagai informasi, sebuah perusahaan rokok jenis “light” di Kanada mempunyai pangsa pasar hingga 50% dari jutaan perokok aktif yang mengkonsumsi produk “light”. Dampak lain, perusahaan rokok akan memeras otak mereka untuk kembali menemukan cara lain menjual produknya karena harus mengganti sebutan “light” dalam kemasannya. Bila dikabulkan, mungkin kata “light” harus diganti dengan “smooth” seperti yang terjadi di negara2 Uni Eropa.
Light, mild, low tar, low nicotine, ternyata bukan jaminan bahwa rokok yang dihisap lebih safe. Cara terbaik adalah berhenti, dan itu perlu niat. Posting saya ini untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa perusahaan rokok boleh punya iklan dahsyat, tapi selama kita punya kontrol diri, kita bisa menjauhi rokok.