Mendengar Sunyi
Tumpang sari sebagai advokat dan penulis lepas,
patik sebenarnya bersuka ria dalam takdir menjadi pendengar.
Yang bermanja-manja dengan eksotik sunyi.
Bertukar menukar kata dengan sekawanan imaji.
Menjadi pendengar yang tak tergopoh terkejut kepada sebentar halilintar.
Daku ingin menuliskan novel alegoris bertendens,
judulnya “Mendengar Sunyi” yang masih di alam imaji.
Itu menjadi abadi tersebab (hanya) dituliskan,
yang dibaca dengan bola mata yang menari.
Dengan mata yang tersenyum.