Sulit Bangun Hunian Berimbang, Ini Alasan Pengembang
Beberapa waktu lalu, Kementerian Perumahan Rakyat mengeluarkan Permenpera Nomer 10/2012 yang mewajibkan pengembang membangun hunian berimbang, yakni hunian mewah, menengah, dan sederhana, dengan perbandingan 1:2:3. Hal ini dilakukan untuk memperbesar kesempatan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah.
Namun, pengejawantahan Permenpera tersebut ternyata tak semudah yang dibayangkan. Pasalnya, pengembang mengaku masih kesulitan membangun hunian bersubsidi tersebut. Permasalahannya terletak pada ketersediaan land bank dan mahalnya biaya pembebasan lahan—yang otomatis akan mengatrol harga hunian. Demikian penuturan Ishak Chandra, Managing Director Corporate Strategy & Service Sinarmas Land beberapa waktu lalu di BSD City. “Hal ini yang membuat kami belum bisa menyediakan hunian berimbang,” tuturnya.
Sebenarnya, lanjut Ishak, hunian menengah ke bawah bisa disediakan dengan pencarian lokasi yang tepat (zoning). Dan dalam hal ini, seharusnya pemerintah juga ikut bertanggung jawab.
APG Pasok 65% Rusunami
Senada dengan apa yang dikatakan Ishak, Indra Wijaya Antono, Direktur Pemasaran Agung Podomoro Group mengatakan, keterbatasan lahan memang menjadi kendala peyediaan hunian menengah bawah. “Lokasi harus sesuai dan layak, karena kami tidak mau membuat proyek sembarangan, meski untuk pasar menengah ke bawah,” jelas Indra.
“Membangun hunian menengah ke bawah, bukan hanya masalah harga yang diperhatikan, tetapi juga akses dan transportasi. Contohnya Kalibata City. Lokasi tersebut sebenarnya bisa dijadikan hunian menengah atas, tetapi di sana justru kami buat Rusunami dan Anami,” tutur Indra.
Dia menambahkan, sebanyak 65% Rusunami di Jakarta dipasok oleh Agung Podomoro lewat proyek Kalibata City dan Gading Nias. Menurutnya, APG membangun Rusunami sebanyak 13.000 unit, hunian menengah sebanyak 6000 unit, sementara hunian high end hanya 1000 unit. Jadi jumlahnya sesuai dengan proporsi 1:3:6—lebih banyak dari proporsi 1:2:3 yang berlaku sekarang. “Namun, memang saat ini kami belum memiliki lokasi baru untuk Rusunami,” pungkasnya.